Honestly, it looks impossible. But once again, kalau ada niat, yang kelihatannya tidak mungkin pun bisa menjadi mungkin.
To be exact, aku membaca 28 buku di bulan Januari. Bahkan dalam mimpi terliarku, membaca 28 buku sebulan terasa di luar nalar. Beberapa hari lalu aku menemukan sebuah akun yang membagikan pengalaman membaca selama bulan Januari. Dia membaca 31 buku!
Dalam kondisi normal, hampir tidak mungkin aku membaca buku sebanyak itu. Hanya Tuhan yang tahu bagaimana aku bisa membaca sebanyak itu.
Well, aku mungkin sedikit tahu alasannya mengapa. Singkat cerita, aku sedang berusaha mengalihkan pikiranku dari suatu hal. Membaca adalah salah satu cara untuk mendistraksi pikiranku. Bahasa bekennya mungkin bisa disebut: lari dari kenyataan.
You can call me that I’m too nerdy, but I think I am and I’m fine with it.
Untuk bisa membaca 25++ buku dalam sebulan, ada banyak hal yang kurelakan. Tapi hanya karena kurelakan, bukan berarti aku melakukannya dengan berat hati. Diberi banyak pilihan pun, untuk saat ini aku akan selalu memilih untuk membaca buku.
Jadi, apa saja yang kulakukan sampai bisa membaca dalam jumlah banyak?
1. Membaca Tiap Saat Ada Waktu Luang
Tiap kali aku memiliki waktu luang, aku pasti akan membaca. Aku sering membaca sambil makan. That’s not cute. Kamu harusnya makan tidak dibarengi dengan aktivitas apa pun. Aktivitas makan seharusnya menjadi salah satu momen mindful. Oh, but I can’t help to read. Aku membaca kapan saja ketika ada waktu luang, termasuk waktu bengong. Aku tidak membiarkan pikiranku berkelana ke mana-mana.
2. Meluangkan Lebih Banyak Waktu di Akhir Pekan
Bekerja tiap weekdays sudah cukup melelahkan. Sebenarnya aku tidak benar-benar membaca satu buku dalam sehari. Ada beberapa buku yang bisa kubaca tiap hari. Namun kebanyakan buku biasanya membutuhkan waktu dua hari penyelesaian.
Begitu memasuki akhir pekan, aku akan langsung ngebut membaca buku. Aku bisa membaca 3-4 buku di akhir pekan. Tak banyak aktivitas yang kulakukan selama akhir pekan selain membaca. Aku terlalu lelah untuk bepergian keluar. Karena di jiwaku bersarang kepribadian introver, aku sangat menikmati waktu sendiriku sambil membaca buku.
Aku malah tidak bisa membaca buku di keramaian. Fun fact yang butuh waktu lama untuk kusadari, karena di tahun 2024, aku pernah membuat challenge untuk diriku sendiri bahwa setidaknya aku harus baca buku di kafe atau di perpustakaan. Bahkan keluar rumah untuk baca buku doesn’t make sense to me. I mean my home is my sanctuary. It’s the best place. Tidak perlu keluar rumah dan terkena panas matahari. Tidak perlu ganti baju. Tidak perlu usaha lebih. Mungkin jika aku benar-benar butuh suasana baru suatu saat nanti. Tapi untuk saat ini, sepertinya rumah dan kamarku masih menjadi tempat paling favoritku. I’m a sucker librocubicularist.
Aku menyadari aku tidak bisa fokus membaca sambil mendengarkan musik. Kesunyian adalah teman terbaikku—termasuk ranjangku.
3. Baca Buku yang Paling Disukai
Di minggu ketiga bulan Desember 2024 hingga pertengahan bulan Januari, aku banyak membaca buku Freida McFadden. Sejauh ini aku sudah hampir 90% membaca buku Freida. Hanya tinggal buku Dead Med dan buku-buku non-thriller beliau yang belum kubaca. Selama membaca buku Freida, aku yakin bisa menyelesaikan satu buku dalam 5 jam saja. Gila? Yah, kamu harus mencoba membaca karya beliau dan rasakan sensasinya. Baru kali ini aku menemukan gaya menulis yang begitu licin dari beliau. Sangat lincah dan piawai menggiring cerita. Aku tidak pernah bosan membaca buku beliau.
4. Mainan Baru: Onyx Boox Go Color 7
Tidak bisa dipungkiri, membaca di device baru itu bikin mood baca naik 110%. Karena gatal, aku akhirnya beli Onyx Boox Go Color 7. Should I make a dedicated post about this? Hmmm, akan kupertimbangkan.
Mungkin karena mainan baru, ya. Jadi rasanya benar-benar excited untuk terus digunakan. Aku ingat memakai Onyx Boox lamaku secara ekstrem—seharian dari pagi hingga malam. Di bulan-bulan pertama pemakaian menggunakan e-reader baru itu, aku bisa membaca buku belasan hingga dua puluhan sekian. Jadi membaca di device baru cukup memberikan andil besar.
Selain empat hal di atas, sebenarnya ada beberapa hal lainnya yang pernah kubahas di postingan lama tentang bagaimana membaca banyak buku. Kamu tentu saja bisa membaca di sini.
So, itulah beberapa cara yang kulakukan untuk bisa membaca banyak buku. Bagaimana dengan kamu? Punya tips lain yang ingin kamu bagikan? Pada akhirnya, membaca adalah pengalaman personal—bukan sekadar soal jumlah, tapi seberapa berartinya setiap bacaan bagi kita.
Comments
Post a Comment