Skip to main content

HOW I MANAGED TO READ ENGLISH BOOKS MORE THAN INDONESIAN


Salah satu goals yang kubuat di tahun 2025 adalah membaca lebih banyak buku berbahasa Inggris. Sejak mulai menekuni bebukuan lagi di tahun 2021 (semasa sekolah SMA-kuliah vakum karena tidak punya cukup waktu dan uang), bacaanku didominasi oleh buku-buku berbahasa Indonesia.

Bagiku, membaca buku berbahasa Inggris menjadi sebuah tantangan sendiri. Sampai tahun lalu, aku selalu bermain aman dengan membaca buku non fiksi bahasa Inggris, padahal di dalam hati, aku lebih suka membaca buku fiksi. Aku merasa membaca buku fiksi berbahasa Inggris terasa sulit karena banyak diksi yang tidak biasa dan cenderung lebih kompleks. Gaya bahasanya seperti puisi, dengan tingkat bahasa Inggris yang lebih advance.

Aku masih ingat novel pertama berbahasa Inggris yang kubaca: 13 Reasons Why. Oh, tunggu sebentar. Antara judul itu atauConffession karya Minato Kanae. Kemudian The Decagon House Murders karya Yukito Ayatsuji. Tiga novel itu kubaca dalam kurun waktu empat tahun belakangan—antara 2021-2024. Cukup jarang, meskipun harus kuakui ternyata narasi ketiga novel di atas bisa kuikuti dengan mudah.

Kemudian di penghujung akhir tahun 2024 kemarin, aku mulai mencoba membaca fiksi berbahasa Inggris lagi. Sejak saat itu hingga aku menulis postingan di detik ini, aku tidak pernah berhenti membaca buku berbahasa Inggris.

Apa saja tipsnya?

Bangun Suasana Hati

Untuk membaca buku memerlukan suasana hati yang cocok. Apalagi buku berbahasa Inggris, sama saja. Suasana hati pun harus dipupuk dari keinginan kuat untuk membaca buku berbahasa Inggris.

Untuk membaca buku memerlukan suasana hati yang cocok. Kadang kita perlu merasa in the mood dulu sebelum bisa benar-benar tenggelam dalam cerita. Apalagi jika bukunya berbahasa Inggris, tantangannya menjadi lebih banyak. Bukan hanya harus memahami jalan cerita, tapi juga menghadapi diksi yang mungkin terasa asing atau lebih rumit dari yang biasa kita baca. Kalau suasana hati tidak mendukung, pasti rasanya berat untuk memulai.

Temukan Bacaan yang Menarik Minat

Dalam kasusku, buku yang menjadi gerbang pembuka ke bacaan berbahasa Inggris adalah One Perfect Couple yang ditulis oleh Ruth Ware. Awalnya aku cukup skeptis karena kupikir novel thriller dalam bahasa Inggris pasti akan sulit diikuti, entah karena gaya bahasa yang kompleks atau diksi yang terlalu rumit. Namun ternyata dugaanku salah. Narasinya mengalir dengan lancer dan aku bisa menikmati ceritanya tanpa perlu terus-menerus berhenti untuk mencari arti kata-kata yang asing. Hal ini membuatku semakin percaya diri untuk membaca lebih banyak buku dalam bahasa Inggris.

Dari Ruth Ware, aku kemudian beralih ke buku-buku Freida McFadden. Awalnya aku mencoba satu buku saja untuk melihat apakah aku bisa mengikuti narasinya. Dan ternyata gaya penulisan Freida juga cukup sederhana dan mengalir. Buku-buku pertamanya yang kubaca memiliki tipe narasi yang lebih light, hampir seperti chick-lit, yang mudah dicerna tanpa kehilangan unsur ketegangannya. Dari situ, aku semakin ketagihan membaca buku dalam bahasa Inggris.

Saranku, kalau kamu ingin mulai membaca buku berbahasa Inggris, pilihlah bacaan yang menarik dari genre favoritmu atau sesuatu yang benar-benar comfort read. Buku-buku dengan genre romanceyoung adult, atau chick-lit biasanya cenderung memiliki gaya bahasa yang lebih sederhana dan mudah diikuti. Dengan memilih genre yang kamu sukai, kamu akan lebih termotivasi untuk terus membaca meskipun awalnya terasa menantang. Jangan terlalu khawatir jika ada kata-kata yang belum familiar—seiring waktu, kamu akan terbiasa dan semakin lancar dalam memahami cerita tanpa harus terlalu sering bergantung pada kamus.

Baca Sample Buku

Google Play Book dan Kindle menyediakan fitur sample buku yang bisa kamu manfaatkan sebelum memutuskan untuk membeli atau membaca buku secara penuh. Fitur ini memungkinkan kamu untuk mencicipi isi buku, biasanya sekitar satu bab pertama, supaya bisa menilai apakah buku itu cocok untukmu. Kadang kita tertarik dengan premis atau sinopsisnya, tapi begitu mulai membaca, ternyata narasinya terasa sulit dimengerti atau gaya bahasanya kurang nyaman diikuti. Nah, dengan membaca sample, kamu bisa lebih yakin sebelum benar-benar berinvestasi waktu dan energi untuk menuntaskan buku tersebut.

Coba baca beberapa halaman pertama sampai satu bab dan perhatikan apakah gaya penulisan penulis terasa mengalir atau justru membuatmu tersendat karena banyak diksi yang asing. Apakah kamu bisa langsung masuk ke dalam cerita dan menikmati alurnya, atau malah harus terus berhenti untuk mencari arti kata-kata yang tidak familiar? Semua pertimbangan ini bisa kamu temukan dengan membaca sample buku. Jadi, jangan ragu untuk memanfaatkannya sebagai alat bantu sebelum benar-benar berkomitmen membaca buku sampai selesai.

Gunakan fitur translate dari e-reader

Untuk poin ini, kamu tentu saja harus punya e-reader terlebih dahulu. Salah satu keuntungan besar membaca di e-reader adalah fitur translate-nya yang praktis. Kalau kamu membaca buku fisik dan menemukan kata yang asing, kamu harus membuka kamus atau aplikasi penerjemah secara terpisah. Ini bisa mengganggu ritme membaca dan terkadang malah bikin malas untuk lanjut atau bahkan terdistraksi buka media sosial.

Sedangkan dengan e-reader, cukup dengan menekan kata yang tidak kamu pahami, terjemahannya langsung muncul di layar tanpa perlu berpindah aplikasi. Ini sangat membantuku saat pertama kali membaca buku dalam bahasa Inggris, terutama ketika menemukan diksi yang jarang digunakan dalam percakapan sehari-hari. Aku tidak perlu keluar dari cerita hanya karena ada satu-dua kata yang sulit.

Jadi, kalau kamu ingin mulai membaca buku berbahasa Inggris dan merasa butuh bantuan terjemahan sesekali, membaca lewat e-reader bisa menjadi pilihan yang jauh lebih nyaman dibandingkan dengan buku fisik. Ini juga jadi seruan untuk kamu beralih membaca di e-reader. :P

Comments

Popular posts from this blog

PENGALAMAN REKRUTMEN ODP IT BANK MANDIRI

Sumber: Google Di postingan kali ini aku mau berbagi cerita pengalamanku tentang proses rekrutmen ODP IT Bank Mandiri. Kenapa aku tulis? Salah satunya adalah karena masih minimnya cerita gimana sih pengalaman rekrutmen ODP Bank Mandiri khususnya untuk bidang IT. Kalau pengalaman rekrutmen untuk ODP General Bank Mandiri udah banyak kutemuin waktu aku sendiri sedang di fase proses rekrutmen sedangkan untuk proses rekrutmen ODP IT Bank Mandiri, aku ubek-ubek internet baru nemu 1 blog doang yang ceritain tentang pengalamannya waktu ikut seleksi rekrutmen ODP IT Bank Mandiri. Nah, tujuan aku berbagi pengalaman ini gak lain gak bukan adalah sekadar sharing dan memberi gambaran tentang apa aja kira-kira prosesnya dan gimana aja prosesnya.  Sebelumnya perlu juga diketahui apa sebenarnya yang memotivasiku untuk coba daftar di ODP IT Bank Mandiri ini. Jadi, awalnya aku sempat buka Linkedin dan lihat ada salah satu teman seangkatan yang udah kerja sebagai ODP IT Bank Mandiri. Dari situ aku ...

REVIEW E-READER ONYX BOOX NOVA 2 BAHASA INDONESIA

Sumber: Foto Pribadi Hai! Apa kamu suka banget membaca? Suka membaca buku digital dan sedang mencari-cari e-reader yang cocok? Jika iya, coba baca pengalamanku menjajal e-reader dari Onyx Boox Nova 2 yang kubeli beberapa hari lalu ini. Banyak dari kita yang awalnya pasti kebingungan hendak membeli e-reader dari Kindle yang sudah terkenal itu atau e-reader lain. Atau bahkan masih ada yang belum tahu e-reader apa saja yang saat ini telah beredar di pasaran? Well , yang kutahu hingga saat ini ada  e-reader dari Kindle, Kobo, dan Onyx Boox. Mungkin bagi yang sudah mengetahui e-reader lainnya yang tidak kalah bagus bisa bantu share dan ceritakan pengalaman membaca melalui perangkat tersebut   di kolom komentar.  Awal cerita bagaimana aku akhirnya memutuskan membeli Onyx Boox ini bisa dibilang agak panjang. For the longest time aku selalu merasa Kindle adalah e-reader terbaik sejak aku mengetahuinya waktu kuliah namun Kindle belum memenuhi preferensi yang kubutuhkan. Apa s...

KOS CERIA

Hari ini aku akan menceritakan sebuah kisah yang kudengar dari selentingan penduduk sekitar Kota G. Ini adalah kisah yang terjadi di sebuah indekos bernama Kos Ceria. Namanya saja yang ceria. Di dalamnya tidak ada keceriaan setitik pun. Menurut survei yang dilakukan oleh sebuah perusahaan properti, kira-kira ada sekitar 47,4% generasi milenial memilih untuk tinggal di indekos. Pelajar yang telah lulus sekolah menengah atas dan melanjutkan pendidikan ke universitas akan banyak memilih tinggal di indekos. Pekerja-pekerja yang mengadu nasib ke kota metropolitan juga banyak memilih tinggal di indekos, apartemen, atau mess. Kota G adalah area urban yang menjadi destinasi pencari kerja. Dalam beberapa waktu terakhir, Kota G telah berkembang pesat. Perlahan-lahan reputasi Kota G merangkak masuk ke lima besar destinasi kota yang memiliki banyak ladang pekerjaan. Pada era perang dan penjajahan, Kota G adalah daerah yang santer dikenal sebagai kota penyekapan, pembuangan, dan pembantaian. Suasan...